Ikhtiar Memutus Kekerasan Pertama Dunia Dengan Iman
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut: 45).
Perbuatan Keji dan Mungkar Pertama di Dunia
Sejarah
mencatat, tindak kekerasan pertama di dunia dilakukan oleh putra nabi
Adam as (Qabil) yang mengakibatkan kematian pada saudara kandungnya
(Habil). Sejarah yang mengandung hikmah yang amat dalam ini sejatinya
bisa menjadi bahan kajian bersama yang bisa menjadi solusi konkret dalam
mengatasi tindak kekerasan yang ada.
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), “Aku pasti membunuhmu!.” Berkata Habil, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa".
"Sungguh kalau kamu
menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak
akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku
takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam".
"Sesungguhnya
aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan
dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka. Dan yang
demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim".
Maka
hawa nafsunya (Qabil) menjadikannya menganggap mudah membunuh
saudaranya. Sebab itu, dibunuhlah ia (Habil). Maka jadilah ia (Qabil)
seorang di antara orang-orang yang merugi.
Kemudian
Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk
memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat
saudaranya (Habil). Berkata Qabil, “Aduhai celaka aku. Mengapa aku tidak
mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan
mayat saudaraku ini?” Karena itu, jadilah dia (Qabil) seorang di antara
orang-orang yang menyesal. (QS Al-Maidah : 27-31)
Awal dari
sebuah kesewenangan, kekerasan dan tindakan tidak terpuji lainnya adalah
tergelincirnya manusia kepada hawa nafsu dan mengesampingkan keberadaan
Tuhan yang maha membalas segala perbuatan. Manusia lebih mementingkan
keinginan semu (sesaatnya) daripada harus bersabar dan ikhlas menerima
segala sesuatunya. Sehingga dalam hal ini moral dan kedekatan manusia
dengan Tuhannya akan sangat mempengaruhi baik dan buruknya perilaku
pada diri seseorang.
Setiap agama mengajarkan kepada pengikutnya ajaran kebaikan. Jadi, jika ada orang yang mengerjakan perbuatan buruk atau tindak kejahatan lainnya, tidak bisa dibenarkan tatkala agama yang dipojokkan atau menjadi kambing hitam. Perbuatan buruk yang ia lakukan adalah murni perbuatan pribadi karena kehilafan dia atau bahkan karena kesengajaan yang disebabkan kebodohannya. Bukan karena agamanya.
Arti salah satu penggalan ayat tersebut berbunyi "aku (Habil) sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu (Qabil) untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam'
Setiap agama mengajarkan kepada pengikutnya ajaran kebaikan. Jadi, jika ada orang yang mengerjakan perbuatan buruk atau tindak kejahatan lainnya, tidak bisa dibenarkan tatkala agama yang dipojokkan atau menjadi kambing hitam. Perbuatan buruk yang ia lakukan adalah murni perbuatan pribadi karena kehilafan dia atau bahkan karena kesengajaan yang disebabkan kebodohannya. Bukan karena agamanya.
Arti salah satu penggalan ayat tersebut berbunyi "aku (Habil) sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu (Qabil) untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam'
Orang-orang yang benar dalam beragama adalah
orang-orang yang takut kepada Allah. Dia akan selalu waspada dan
berhati-hati atas apa yang dilakukannya. Karena dia akan selalu
beranggapan bahwa setiap perbuatan yang dilakukannya akan selalui
diawasi dan diketahui oleh Allah Tuhan semesta alam.
Orang-orang
yang takut akan balasan Allah (baik didunia ataupun diakhirat) akan
senantiasa menghindari perbuatan yang tidak disukai Tuhannya, sehingga
ia akan selalu menghindari perbuatan-perbuatan yang akan mendatangkan
murka (azab) Allah. Perbuatan yang tidak disukai itu seperti tindak
kekerasan, pencurian dan tindakan tidak baik lainnya. Tapi sebaliknya,
orang-orang tersebut akan selalu rajin dan senang jika melakukan
perbuatan yang dapat mendatangkan pahala atau ridho Tuhannya.
Bentengi Iman Untuk Mengurangi Kekerasan
Apapun
bentuk dan sasaran kekerasannya, semua itu merupakan tanggung jawab
kita bersama sebagai makhluk sosial dan makhluk beragama. Termasuk juga
kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sehingga penyelesainnya bukan
menjadi tanggung jawab personal atau lembaga yang fokus menangani
kekerasan.
Kekerasan pada perempuan dan anak biasanya muncul
karena ada anggapan perempuan dan anak adalah makhluk yang sangat lemah,
tak bisa membela diri. Jika membelapun tenaganya tidak sekuat orang
yang lebih tua atau lebih besar darinya meskipun sama-sama perempuan.
Atau juga muncul karena sikap tidak terima antara kondisi kekinian
(kenyataan) dengan kondisi yang ia harapkan sehingga pelampiasannya
dilakukan kepada perempuan atau anak.
Prinsip hidup damai tanpa
kekerasan adalah cita-cita luhur bersama manusia semua agama. Karena
pada dasarnya semua agama mengajarkan kebaikan, mengajarkan manusia
untuk mencegah dan menghentikan kekerasan. Agama menjadi landasan
bersama bahwa kita cinta kedamaian, meskipun ada perbedaan dalam
keyakinan yang dianut dalam bermasyarakat. Sehingga disini agama menjadi
ujung tombak dalam kontrol moral seseorang. Jikapun ada orang yang
berbuat kekerasan, maka bukan karena agamanya, tetapi karena oknum
orangnya (personal nya). Karena sekali lagi kita bersepakat, bahwa agama
yang benar adalah agama yang mengajarkan kebaikan kepada penganutnya.
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak adalah Tanggungjawab Bersama
Komisi Nasional Perempuan mencatat sebanyak 321.752 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi sepanjang 2015, berarti sekitar 881 kasus setiap hari dan angka ini meningkat 9% dari tahun sebelumnya. Sementara itu KPAI mencatat terdapat 1.698 pengaduan kekerasan terhadap anak pada tahun 2015, dengan 53% di antaranya adalah kasus kekerasan seksual. Sisanya, yakni sebanyak 40,7% adalah penelantaran, penganiayaan, eksploitasi untuk seksual, dan bentuk kekerasan lainnya.
Tingginya kasus yang menimpa perempuan dan anak harus kita pangkas sampai ke akar-akarnya. Pemangkasan tersebut tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan tugas komisi perlindungan terkait saja. melainkan perlu dukungan dan peran nyata bersama agar masalah bisa diselesaikan secara cepat dan tuntas.
Komisi Nasional Perempuan mencatat sebanyak 321.752 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi sepanjang 2015, berarti sekitar 881 kasus setiap hari dan angka ini meningkat 9% dari tahun sebelumnya. Sementara itu KPAI mencatat terdapat 1.698 pengaduan kekerasan terhadap anak pada tahun 2015, dengan 53% di antaranya adalah kasus kekerasan seksual. Sisanya, yakni sebanyak 40,7% adalah penelantaran, penganiayaan, eksploitasi untuk seksual, dan bentuk kekerasan lainnya.
Tingginya kasus yang menimpa perempuan dan anak harus kita pangkas sampai ke akar-akarnya. Pemangkasan tersebut tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan tugas komisi perlindungan terkait saja. melainkan perlu dukungan dan peran nyata bersama agar masalah bisa diselesaikan secara cepat dan tuntas.
Pemerintah
pusat melalui KPPPA telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp.
769.331.578.000 di tahun 2015 lalu, dimana sebesar 78% atau setara Rp
602.042.000.000 dialokasikan untuk belanja program. Belanja program
tersebut salah satunya adalah untuk program perlindungan perempuan dan
anak sebesar 54%. Biaya yang tak sedikit untuk menyelamatkan perempuan
dan anak dari tindak kekerasan yang ada disekitar. Upaya pemerintah
tersebut tidak akan mulus jika tidak ada peningkatan moral dari para
pelaku khususnya dan penduduk indonesia pada umumnya. Dimana perbaikan
moral tersebut akan terwujud jika setiap orang kembali mengkaji dan
mengamalkan perintah agamanya dengan baik dan benar tanpa penyimpangan.
Peningkatan
kualitas moral akan tinggi seiring dengan tingginya tingkat keseriusan
masyarakat dalam menjalankan agama dan kepercayaannya masing-masing,
bukan sebatas menjalankan ritual keagamaan tanpa pemaknaan. Tapi juga
diimplementasikan dalam bentuk pemikiran yang dapat mendorong perilaku
pengikutnya mengikuti doktri-doktrin ajaran agama yang benar sesuai
dengan ajaran dan kepercayaan masing masing.
Jika telah tercipta
kebaikan personal, harapannya akan bisa menebarkan virus-virus kebaikan
didalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat yang harapannya akan
mempengaruhi moral dalam aktifitas berbangsa dan bernegara. Dari
tahapan personal maka perlahan tumbuh menjadi perbaikan moral dalam
komunitas yang lebih besar yaitu negara, bahkan lebih besar dari itu
(dunia internasional).
Dukung Program Three End dari KPPPA untuk Kedamaian Bersama
Mengakahiri kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah salah satu program utama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), dimana program tersebut terintegrasi dengan 2 program unggulan lainnya yang disebut dengan program Three Ends. Penjabaran program Three Ends dari KPPPA adalah End Violence Against Women and Children (akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak), End Human Trafficking (akhiri perdagangan manusia) dan End Barriers To Economic Justice (akhiri kesenjangan ekonomi).
Mengakahiri kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah salah satu program utama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), dimana program tersebut terintegrasi dengan 2 program unggulan lainnya yang disebut dengan program Three Ends. Penjabaran program Three Ends dari KPPPA adalah End Violence Against Women and Children (akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak), End Human Trafficking (akhiri perdagangan manusia) dan End Barriers To Economic Justice (akhiri kesenjangan ekonomi).
Benteng
iman tidak hanya bisa mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak
saja, tetapi juga bisa setali 3 uang yang dapat menyelesaikan 2
persoalan lainnya yaitu perdagangan manusia dan kesenjangan ekonomi.
Program Three Ends mengajak seluruh unsur, baik dari keluarga, pemerintah, akademisi, praktisi, dan bahkan media termasuk blogger untuk tidak melakukan pembiaran atau bahkan ikut melakukan kekerasan secara terselubung
Back to Religion, menjadi solusi konket bersama yang bisa diterapkan untuk mensukseskan program Three Ends dan permasalahan pelik lainnya.
Jika artikel Ikhtiar Memutus kekerasan Pertama Dunia Dengan Iman ini bermanfaat, silakan dibagikan. Klik share pada icon akun medsos yang ada atau bagikan dengan cara lainnya.
Yuk jalin silaturahim dengan dengan saya di akun kompasiana
Post a Comment for "Ikhtiar Memutus Kekerasan Pertama Dunia Dengan Iman"
Post a Comment
PERHATIAN :
Balasan dari komentar anonim/ unknown akan dihapus setelah 24 jam.
Menyisipkan Link hidup akan langsung DIHAPUS
Terimakasih sudah berkenan untuk berkunjung.
Simak juga komentar yang ada karena bisa jadi akan lebih menjawab pertanyaan yg akan diajukan.