Ikhtiar Menyambut Buah Hati 3 : Saat Buah Hati Tak Kunjung Hadir
Rindang,
sebut saja demikian. Wanita yang kini sedang dalam masa penantian yang amat
panjang. Manisnya masa-masa awal pernikahan telah ia rasakan, tinggal satu
pelengkap kebahagiaan yang belum didapatkannya, yaitu kehadiran sang buah
hati. Bulan demi bulan, tahun demi tahun ia dan suaminya jalani. Hingga usia
pernikahannya memasuki tahun ke-10, Allah belum juga menganugerahkan buah hati
pada mereka berdua. Berbagai upaya telah mereka tempuh, namun apa daya, Sang
Penguasa Takdir belum berkenan mengabulkan keinginan mereka.
Satu
Bentuk Cobaan
Mungkin
masih banyak pasangan suami istri lain yang bernasib serupa seperti Rindang dan
suaminya. Bertahun-tahun berkeluarga, namun belum juga dikaruniai momongan.
Sangatlah wajar jika manusia senantiasa menyenangi hal-hal yang indah di dunia
ini. Karena sudah menjadi tabiat yang ditanamkan Allah kepada manusia bahwa
manusia akan cenderung mencintai harta, anak-anak, dan istri. Allah Ta’ala
berfirman, yang artinya:
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Inilah kesenangan hidup di
dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Qs. Ali-Imran:
14)
Saudara,
setiap insan di dunia ini tak akan terlepas dari ujian. Dalam surat Al-Baqarah,
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
“Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 155)
Belum
mendapatkan momongan meskipun telah lama mengarungi bahtera rumah tangga adalah
salah satu bentuk dari berbagai macam bentuk ujian yang Allah berikan pada
manusia. Kebanyakan orang mengira, bahwa cobaan hanya datang dalam bentuk
kesulitan saja. Mereka tidak menyadari bahwa melimpahnya nikmat juga merupakan
ujian yang diberikan Allah. Sehingga banyak memang yang dapat melalui cobaan
dan bersabar ketika mendapatkan kesulitan namun sangat sedikit yang mampu
melampaui ujian berupa kenikmatan dunia, hal ini menjadikan manusia lalai saat
kesenangan hidup menyapa mereka. Dalam surat Al-Anbiya ayat 35, Allah Ta’ala
berfirman yang artinya:
“…dan
sungguh Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.
Kepada Kami, kamu akan kembali.”
Juga
firman Allah yang artinya:
“Adapun
sebagian manusia apabila diberi ujian oleh Tuhannya yaitu diberi tempat yang
mulia dan diberi kenikmatan kepadanya, maka ia berkata, ‘Tuhanku telah
memuliakan aku’. Adapun apabila Tuhannya mengujinya dengan membatasi rezekinya,
dia berkata, ‘Tuhanku telah menghinakan aku.'” (Qs. Al-Fajr:
15-16)
Bagimu
wahai para orang tua yang belum dikarunia anak, bersabar adalah kunci dalam
masalah ini, karena sabar adalah salah satu jalan datangnya pertolongan Allah.
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya:
“Wahai
orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Qs.
Al-Baqarah: 153)
Hendaknya
kita berbaik sangka terhadap takdir Allah. Yakinlah, bahwa segala sesuatu yang
telah menjadi keputusan Allah pasti mengandung banyak hikmah meskipun kita
tidak menyadarinya. Ingatlah saudaraku, tinta takdir telah mengering. Setiap
manusia telah dituliskan tentang nasibnya lima puluh ribu tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi. Rezekipun telah ditetapkan, manusia tidak akan
meninggal sebelum jatah rizki yang Allah tetapkan baginya habis.
Tidak Saling Menyalahkan
Sebagaimana
makhluk hidup yang lain, manusia membutuhkan keturunan untuk mewarisi dan
meneruskan hidupnya. Itulah mengapa anak menjadi dambaan setiap keluarga. Anak
bagaikan permata dalam kehidupan mereka. Penyejuk mata ketika keletihan
menyapa, menjadi tempat berteduh ketika masa senja mulai tiba.
Sekian
lama belum dikarunia anak, tentu akan membuat pasangan suami istri risau dan
gelisah. Dalam kasus seperti ini, istrilah yang biasanya merasakan beban paling
berat. Apalagi ada pandangan bahwa penyebab semua itu adalah dari pihak istri.
Ia yang mandul dan tidak bisa melahirkan keturunan. Padahal bukanlah seperti
itu. Bukanlah salah istri, karena setiap takdir Allah-lah yang telah
menggariskannya. Lagipula, tidak selalu istri yang menjadi penyebabnya, pihak
suami sering pula menjadi sebab belum dikaruniainya anak.
Oleh
karena itu, tidak saling menyalahkan adalah jalan terbaik dalam menghadapi
ujian ini. Hendaknya pasangan suami dan istri yang belum dikaruniai buah hati
saling memberikan dukungan dan nasehat. Saling menasehati untuk bersabar atas
takdir yang diberikan Allah. Dengan sikap seperti ini, diharapkan suami dan
istri dapat saling menguatkan di tengah badai ujian Allah.
Jangan
Lupa Berdoa dan Berusaha
Saat
seorang mukmin menghadapi kesulitan dalam hidupnya, semestinya ia tidak
berpangku tangan begitu saja tanpa berusaha. Berikhtiarlah. Ambillah
sebab-sebab yang dapat menghilangkan kesulitan tersebut selama ikhtiar tersebut
dibolehkan syari’at. Seperti halnya mukjizat Nabi Musa, tidaklah Nabi Musa
serta merta dapat membelah lautan, melainkan ia harus mengayunkan tongkatnya
terlebih dahulu. Atau seperti kisah Maryam ketika mengandung Nabi ‘Isa, untuk
mendapatkan makanan (kurma), Allah tidak begitu saja menurunkan makanan
tersebut dari langit, melainkan Maryam terlebih dahulu harus menggoyang pohon
kurma.
Pasangan suami dan istri yang belum dikaruniai anak dapat berikhtiar dengan
banyak cara, seperti berkonsultasi dengan para ahli, orang yang berpengalaman
dalam masalah ini, meminum obat-obatan dan ramuan-ramuan, mengkonsumsi
makanan-makanan yang dipercaya mampu meningkatkan kesuburan. Memperkaya
pengetahuan tentang bagaimana proses terjadinya pembuahan dan fungsi alat
reproduksipun termasuk hal yang tidak ada salahnya untuk dicoba.
Yang tidak boleh dilupa adalah doa, tidak selayaknya ditinggalkan. Seorang
muslim tidak sepantasnya menyandarkan pada sebab dan usaha, karena semua
penentu adalah Allah Sang Pencipta alam raya. Bukankah anak keturunan adalah
bagian kecil dari alam raya? Giatlah berdoa agar Allah memberikan anugerah-Nya
berupa anak yang mampu menyejukkan mata kita. Sebagaimana kisah Nabi Zakaria
‘alaihi salam yang di usia lanjut belum juga mendapatkan keturunan, ia berdoa:
“Ia
berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban, dan permohonanku terhadapmu, ya Rabbi, belum pernah tak
terkabulkan. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku,
sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi
Engkau seorang putera. Yang akan mewarisi kenabianku dan mewarisi kenabian
keluarga Ya’qub; dan Jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai.'” (Qs. Maryam:
4-6)
Satu lagi yang perlu diingat, wahai saudaraku, termasuk di antara bentuk usaha
adalah dengan memperbanyak taubat dan beristighfar, sebagaimana firman Allah
Ta’ala yang artinya:
“…beristighfarlah
kepada Rabb-mu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kalian beristighfar)
niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat atas kalian, juga memberi banyak
harta dan anak keturunan…” (Qs. Nuh: 10-12)
Bersabar
Jika
sudah gigih berdoa dan berikhtiar dengan berbagai cara namun belum juga
mendapatkan keturunan? Maka langkah selanjutnya adalah senantiasa bersabar atas
takdir Allah. Yakinlah bahwa Allah telah memilihkan yang terbaik untuk kita.
Jangan lupa berdoa seperti doa yang telah dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada kita. Dalam sebuah hadits shahih diceritakan:
Diriwayatkan
dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia mengatakan, “Aku pernah
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Tidak
seorang hambapun yang tertimpa musibah lalu ia mengatakan,
إِنَّا
لِلّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اللّهُمَّ أْجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَأَخْلِفْ
لِيْ خَيْرًا مِنْهَا
“Sesungguhnya
kami milik Allah, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami kembali. Wahai Allah,
berikanlah kami pahala dari musibah ini dan berilah ganti yang lebih baik
darinya.”
Kecuali
Allah akan memberikan ganjaran pahala karena musibah yang menimpanya dan
memberikan ganti yang lebih baik.’
Ummu
Salamah berkata, “Ketika Abu Salamah wafat, aku membacanya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Allah
memberikan ganti yang lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.”
(HR. Muslim)
Engkau tidak sendirian, Nabi Ibrahim dan Nabi
Zakaria pun bernasib serupa, mereka dikaruniai keturunan oleh Allah ketika usia
mereka telah lanjut. Juga Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
orang yang paling dicintai Rasulullah, bukankah beliaupun tidak memiliki
keturunan? Wahai muslimah, hendaknya kita mencontoh kesabaran mereka.
"Kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia
memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan
anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugrahkan kedua
jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya), dan Dia
menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
lagi Mahakuasa”
[Asy-Syura : 49-50]
Allah
Maha Mengetahui lagi Mahakuasa. Dialah yang menciptakan dan menentukan apa yang
Dia kehendaki. Dalam ayat di atas, Allah memaparkan empat golongan manusia
ditinjau dari sisi keturunan yang dikaruaniakan kepada mereka.
[1].
Allah mengaruniakan anak perempuan saja.
[2].
Allah mengaruniakan anak laki-lakai saja
[3].
Allah mengaruniakan anak laki-laki dan perempuan
[4].
Allah menjadikan seseorang mandul, tidak beranak.
Seluruh
fenomena ini terjadi berdasarkan ilmu, hikmahNya dan kekuasaanNya. Bisa jadi
keadaan anda akan normal sehingga anda akan mendapatkan seorang keturunan.
Selama istri anda tidak menuntut apa-apa dari anda, maka janganlah bersedih
hati karena hal tersebut. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan atas
kesabarannya menemani hidup anda. Kita mohon kepada Allah, Yang Mahatinggi lagi
Mahakuasa agar memberikan kepada kita semua taufik dan pahal. Sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan permintaan. [Fatawa Manar Al-Islam
3/625]
Dengan
doa dan kesabaran tersebut, semoga kita mampu bertawakal kepada Allah.
Selanjutnya dengan begitu, Allah berkenan menganugerahkan kepada kita kesabaran
dan rasa syukur. Kita mampu menjadi orang yang bersyukur ketika dikaruniai
anak, sementara ketika masih sulit mendapat anak, kita tetap bersabar dan tidak
berprasangka buruk kepada Maha Pencipta, termasuk juga ketika mendapatkan anak
yang tidak sesuai dengan harapan kita. Waallahu a’lam.
Maraji’:
Bekal
Menanti Si Buah Hati, Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi, Media Tarbiyah
Majalah
Nikah Vol. 3 No. 11: Agar Buah Hati Tak Sekadar Bayangan
Sumber artikel Klik www.muslimah.or.id
Semoga Bermanfaat.
Artikel terkait :
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 1 -Sebuah Prolog : -Kisah Nabi Zakaria dan Nabi Ibrahim-
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 2 : Program Kehamilan
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 3 : Saat Buah Hati tak Kunjung Hadir
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 4 : Sebuah Nasehat [Menahan Diri Untuk tidak Bertanya]
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 5: Menjadi Calon Ayah Yang Siaga (Siap Antar dan Jaga)
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 6 : Persiapan Finansial (Keuangan) Melahirkan
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 7 : Persiapan Melahirkan Bagi Bunda (Orang tua)
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 8 : Persiapan Kebutuhan Si Kecil (Bayi Baru Lahir)
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 9 -Detik-Detik Persalinan
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 10 -Sunah-Sunah Pada Bayi Baru Lahir
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 11 -Memberi Adzan dan Iqomat Pada Bayi, Aku sih YES!!
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 1 -Sebuah Prolog : -Kisah Nabi Zakaria dan Nabi Ibrahim-
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 2 : Program Kehamilan
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 3 : Saat Buah Hati tak Kunjung Hadir
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 4 : Sebuah Nasehat [Menahan Diri Untuk tidak Bertanya]
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 5: Menjadi Calon Ayah Yang Siaga (Siap Antar dan Jaga)
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 6 : Persiapan Finansial (Keuangan) Melahirkan
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 7 : Persiapan Melahirkan Bagi Bunda (Orang tua)
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 8 : Persiapan Kebutuhan Si Kecil (Bayi Baru Lahir)
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 9 -Detik-Detik Persalinan
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 10 -Sunah-Sunah Pada Bayi Baru Lahir
Ikhtiar Menyambut Buah Hati 11 -Memberi Adzan dan Iqomat Pada Bayi, Aku sih YES!!
Post a Comment for "Ikhtiar Menyambut Buah Hati 3 : Saat Buah Hati Tak Kunjung Hadir"
Post a Comment
PERHATIAN :
Balasan dari komentar anonim/ unknown akan dihapus setelah 24 jam.
Menyisipkan Link hidup akan langsung DIHAPUS
Terimakasih sudah berkenan untuk berkunjung.
Simak juga komentar yang ada karena bisa jadi akan lebih menjawab pertanyaan yg akan diajukan.