Politik Adalah, Terinspirasi Orasi Politik Anis Matta
Berpolitik zaman sekarang terlihat
menakutkan, karena yg banyak dipertontonkan adalah politik kotor, kejam, hitam,
horror dan sikut sanasini. Horor, ibarat
nonton film horor, sudah mengeluarkan uang mahal, nonton tidak tenang karena
takut ataupun was-was dengan konten yang disuguhkan. Setelah film selesai bisa
jadi tidak dapat apa-apa, malah teringat adegan yang menakutkan dan trauma.
uangpun hilang dengan percuma. Tak heran jika Politik sekarang menjadi
permainannya orang dewasa yang tidak mendidik dan manakutkan. Akibatnya, pemuda
sekarangpun banyak yang tabu dan takut sama dunia politik, bahkan mendengarnya
sajapun mereka risih.
Mari kita buat politik itu menjadi
permainan orang dewasa yang lucu dan mendidik. Sehingga semua orang
berpartisipasi untuk kebaikan. Mari kita buat politik itu seperti kita minum
minuman berkarbonasi/ bersoda, enak dan berkelas tapi tidak memabukkan. Mari
kita buat politik itu sperti pemilihan ketua osis saat smp/sma, ada persaingan
tapi tidak menakutkan dan tidak berbahaya.
Salah satu kanal utk memperbaiki
indonesia adalah dengan politik. Mari ubah persepsi. Merubah politik kotor
menjadi politik bersih. Mari ubah persepsi, merubah politik horor menjadi film
laga atau drama cinta. Mari ubah persepsi, mengubah politik hitam menjadi politik
putih. Mari ubah perspsi, berpolitik dengan cinta yg sesungguhnya, memperbaiki
indonesia dan kesejahteraan rakyatnya.
Partai politik itu sebagai sarana, jika
tidak ada yang cocok bisa tanpa partai, tapi ya jangan cepat mengeluh dengan
hasilnya, serta resikonya harus ditanggung sendiri kalau kita tidak mau merapat
dengan parpol manapun. Masa sih 15 partai yang lolos tdk ada yang sampai
nyantol sama sekali... Hilangkan ego, saatnya kita tentukan pilihan
Jangan kalah sama artis. Belum dikader
sama parpol sudah berani (main nongol aja) di dunia politik. Memang sih, sangat
jarang sekali parpol yang memberikan pendidikan politik yang rutin pada
kadernya.
Kebanyakan parpol bisa besar hanya
bermodal tokoh atau historisnya. Jarang yang mengkader brp parpol yg org
besarnya bukan tokoh masa lampau? Berapa lama parpol tak berbasis tokoh itu
eksis. Brp parpol yg msh bertahan yang lahir pasca reformasi? ada juga sih yang
masih eksis hari ini. Bahkan, sampai kekurangan orang beberapa parpol pasang
iklan siapa yang mau daftar jadi calegnya.
Lantas kadernya pd kemana? Gimana
proses rekrutmen dan pencerdasan politiknya? Masa satu kota saja tidak bisa menyiapkan
5 orang perDapil. lau mana buktinya yang katanya punya kader hingga pelosok
kecamatan Pantas saja ada yang protes terkait dengan kuota keterwakilan caleg
perempuan. Begini ni kalau parpol kaderisasinya instan.
Coba buktikan, orang-orang yang akan
duduk di DPR adalah kader pilihan parpol dan kader pilihan rakyat. Mereka benar-benar
dibesarkan parpol dan dibesarkan masyarakat, bukan hanya salah satunya saja. Mereka
yang duduk di DPR bukan hanya karena keartisan atau politik pencitraan serta
historis ketokohan. Bukan juga karena sogokan atau serangan fajar. Masyarakatpun
harus kasih mereka pelajaran. Terima uangnya tapi pilih calon tetap harus karena
kapasitas dan akhlaqnya :)
Kata bung anis fungsi fundamental
parpol yaitu school of leadership.
Pintu menjadi pemimpin di negara ini dari partai. Partai "memproduksi"
serta hasilnya ditawarkan kepada masyarakat. Sehingga jika partai gagal
mencetak pemimpin, negara pun gagal.
Masih kata bung anis : Di PKS, kami sangat
parhatikan ini. Kami rekrut kader, kami bina betul degan pembinaan, setelah itu
kami lempar lagi ke mereka ke masyarakat.
Ada seorang guru ngaji, kita bina,
setelah jadi, kita lempar ke masyarakat, dan masyarakat menerima. Namanya Ahmad
Heryawan. Ada insinyur dan dosen, muda, kita bina, setelah jadi kita lempar ke
masyarakat, dan diterima oleh masyarakat. Namanya Gatot. Yang gagal jg Ada
juga. Itu bagian dari proses pembinaan. Tapi Anda bayangkan jika parpol tidak
menjalankan fungsi fundamentalnya.
PKS menyiapkan 15ribu Caleg, kita masih
kurang 2rb lagi. Bayangkan tugas partai menyiapkan pemimpin sebanyak itu yg
memenuhi 4 kriteria. 4 kriteria itu adalah Integritas, kapasitas, popularitas,
dan sumberdaya. Anda bisa bayangkan, jika ada partai yg tidak menjadi "school of leadership", hanya
menjadi EO ("siapa yg mau jadi caleg ayo daftar kemari")
So, kalau kita mengaku geram dengan
politisi busuk, mari kita ubah kondisi itu dengan kita terlibat dalam dunia
politik. Minimal ikut nyoblos. Tapi klo hanya segelintir orang yang sadar masih
belum cukup.
Kita lihat kebelakang, ketika
pelarangan jilbab bagi wanita PNS atau ketika foto wisuda atau STTB. siapa yang
memperjuangkan itu?
kita lihat ketika kasus yang baru dan hangat
kemaren terkait dengan asas tunggal, siapa yang akan membela untuk diha[uskan
jika tidak ada orang yang peduli yang masuk dalam system. tentu lobiyingnya
akan lebih efektif dan mempunyai dampak dan manfaat besar ketika yang keberatan
duduk bersama dalam forum. tidak berteriak-teriak diluar forum yang kadang
tanpa hasil dan hanya ingin sensasinya saja.
Post a Comment for "Politik Adalah, Terinspirasi Orasi Politik Anis Matta"
Post a Comment
PERHATIAN :
Balasan dari komentar anonim/ unknown akan dihapus setelah 24 jam.
Menyisipkan Link hidup akan langsung DIHAPUS
Terimakasih sudah berkenan untuk berkunjung.
Simak juga komentar yang ada karena bisa jadi akan lebih menjawab pertanyaan yg akan diajukan.