Kultum Ramadhan : Takwa (bagian 1)
Gegap
gembita pembukaan olimpiade london sabtu dini hari (28/07/12) menandakan ajang
pesta olahraga dunia empat tahunan itu resmi dibuka. Bukan hanya atlet, sponsor atau official yang ikut bersuka
cita. Warga london dan warga dunia yang suka olahraga juga menyambut dengan versi
masing-masing. Pastinya semua sudah mempersiapakan secara matang agar bisa
tampil maksimal. Terutama tuan rumah dan para atlet yang sudah mempersiapkan
itu semua jauh jauh hari. Para atlet sendiri ada yang mengikuti pelatihan diluar
negeri ataupun hanya didalam negeri. Begitu juga dengan atlet indonesia. Untuk bisa
tampil maksimal merekapun rela tidak berpuasa ramadhan selama mengkuti turnamen
dunia tersebut.
Kita
tidak akan membahas hukum puasa bagi para atlet. Tim olimpiade melakukan persiapan dengan gigih
karena menginginkan hadiah yang istimewa di ajang tersebut, yaitu mendapatkan
medali. Dan medali emas adalah primadona dari ajang tersebut. Atlet yang
mendapat medali otomatis dia mendapat hadiah dari sponsor dan dari
pemerintahnya.
Kita
bisa menganalogikan penyambutan dan keberjalanan event tersebut dengan
persiapan kita menghadapi bulan ramadhan. Meskipun bulan ramadhan sudah sampai pada hari
ke 11, masih belum terlambat ketika kita bisa memperbaharui semangat berpuasa
di hari hari berikutnya. Tidak ada kata terlambat dalam kebaikan.
Seharusnya
banyak persiapan yang harus dimatangkan sebelum ramadhan tiba. Baik persiapan jasadi (fisik) agar kita tidak sakit
selama ramadhan dan bisa melaksanakan ramadhan secara penuh dan totalitas. Persiapan
maali (keuangan) juga perlu
disiapakan agar shodaqoh kita bisa maksimal. Persiapan fikri (pengetahuan) juga apalagi biar kita tidak bingung, perbuatan
yang kita lakukan bisa membatalkan puasa atau tidak dan terakhir persiapan ruhy (hubungan kedekatan kita dengan
Allah swt). Persiapan yang matang akan memudahkan kita mencapai tujuan ramadhan
yaitu mendapat predikat dari Allah swt.
“Hai
orang orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
(QS. Al-Baqarah :183)
Seruan ini di khususkan untk orang
orang yang beriman. Manusia yang beriman ternyata belum tentu bertakwa, karena
seruan berpuasa adalah seruan untuk orang orang beriman agar ia mendapatkan derajat
takwa disisi Tuhannya bukan di sisi manusia, dan mendapat kemenangan yang nyata.
أَكْرَمَكُمْ
عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ إِنَّ
“Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara
kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Alhujurat 49:13)
“Dan
barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan” (An-Nur 24 : 52)
bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan” (An-Nur 24 : 52)
Secara etimologis takwa berarti
menjaga diri dari segala yang membahayakan atau berjaga-jaga atau melindungi
diri dari sesuatu. Kata taqwâ (تَقْوَى) juga bersinonim dengan kata khaûf
(خَوْف) dan khasyyah (خَشْيَة) yang berarti “takut”. Bahkan, kata ini mempunyai
pengertian yang hampir sama dengan kata taat. Kata taqwâ yang dihubungkan
dengan kata thâ‘ah (طَاعَة) dan khasyyah (خَشْيَة)
istilah syar‘i (hukum), kata takwa mengandung pengertian “menjaga diri dari segala perbuatan
dosa dengan meninggalkan segala yang dilarang Allah Swt. dan melaksanakan
segala yang diperintahkan-Nya”. Di dalam al-Quran kata ini disebut 258 kali.
Allahu 'alam bishowab
baca juga Kultum Ramadhan : Takwa (bagian 2) dan keutamaan taqwa
Allahu 'alam bishowab
baca juga Kultum Ramadhan : Takwa (bagian 2) dan keutamaan taqwa
Post a Comment for "Kultum Ramadhan : Takwa (bagian 1)"
Post a Comment
PERHATIAN :
Balasan dari komentar anonim/ unknown akan dihapus setelah 24 jam.
Menyisipkan Link hidup akan langsung DIHAPUS
Terimakasih sudah berkenan untuk berkunjung.
Simak juga komentar yang ada karena bisa jadi akan lebih menjawab pertanyaan yg akan diajukan.