Mengenal Sejarah Kuliner Oleh-Oleh Semarang Lunpia Cik Me Me
Setiap daerah punya makanan atau jajanan khasnya masing-masing. Kalau daerahmu jajanan khasnya apa sih? Kalau Semarang terkenal dengan Lunpia/ Lumpia, Ambon terkenal dengan Bika, Palembang terkenal dengan Pempek, Jakarta dengan Kerak Telor, Brebes dengan Telur Asin, Cirebon terkenal dengan Nasi Jamblang dan Sirup Tjampolay, Daerah Dieng terkenal dengan Carica. Juwana (Pati) dengan Olahan Bandeng, Babat (lamongan) terkenal dengan Wingkonya.
Masing-masing kota atau daerah tentu punya jajanan khas yang menjadi andalan. Bahkan ke-khas-an itu bisa menjadi objek wisata sendiri bagi daerah tersebut. betul tidak?!
Masing-masing kota atau daerah tentu punya jajanan khas yang menjadi andalan. Bahkan ke-khas-an itu bisa menjadi objek wisata sendiri bagi daerah tersebut. betul tidak?!
Mengenal Lebih Dekat Dengan Lumpia
Karena saya berdomisili di Semarang, kita ulas lunpia dulu ya?!.
Lunpia atau Lumpia merupakan makanan khas Indonesia, khususnya makanan khas dari Kota Semarang. Lunpia sendiri adalah makanan berisi rebung atau tunas bambu muda dicampur dengan udang dan telur ayam atau bahan-bahan lain sesuai selera. Bahan atau isi lunpia tadi digulung dengan kulit yang terbuat dari tepung. Penyajiannya bisa digoreng bisa juga di kukus, tapi lebih seringnya sih di goreng. Ada yang belum kenalan sama Lunpia?
Lunpia atau Lumpia merupakan makanan khas Indonesia, khususnya makanan khas dari Kota Semarang. Lunpia sendiri adalah makanan berisi rebung atau tunas bambu muda dicampur dengan udang dan telur ayam atau bahan-bahan lain sesuai selera. Bahan atau isi lunpia tadi digulung dengan kulit yang terbuat dari tepung. Penyajiannya bisa digoreng bisa juga di kukus, tapi lebih seringnya sih di goreng. Ada yang belum kenalan sama Lunpia?
Lumpia berdasarkan asal muasal katanya, Lunpia atau Lumpia sendiri merupakan serapan bahasa asing seperti Hanzi; 潤餅 / 润饼, POJ: lūn-piáⁿ, 润 饼 (Hokkian = lun-pia ⁿ). Jajanan ini dalam bahasa inggris disebut juga long pia atau springroll. Di daerah melayu seperti Malaysia atau Singapura, lumpia memiliki sebutan lain yaitu Pokpia, yang berasal dari bahasa Khek atau Hakka.
Kalau menurut KBBI yang benar adalah Lumpia, tapi berdasarkan asal muasal bahasanya dikenal dengan kata lunpia karena Lumpia yang dikenal oleh orang Indonesia merupakan lafal Bahasa Hokkian. Jadi mau nyebutin Lumpia atau Lunpia bahkan Loenpia intinya sama saja, jangan sampe gara-gara perbedaan satu kata malah berantem atau musuhan ya!
Kalau menurut KBBI yang benar adalah Lumpia, tapi berdasarkan asal muasal bahasanya dikenal dengan kata lunpia karena Lumpia yang dikenal oleh orang Indonesia merupakan lafal Bahasa Hokkian. Jadi mau nyebutin Lumpia atau Lunpia bahkan Loenpia intinya sama saja, jangan sampe gara-gara perbedaan satu kata malah berantem atau musuhan ya!
Lunpia sendiri biasanya disajikan dengan daun bawang merah sebagai garnish atau hiasannya, beserta cabe, mentimun atau acar serta sedikit saus. Sausnya sendiri biasanya saus manis yang khas. Tapi ya kembali kepada kesukaan masing-masing kalau buat sendiri mah. Masing-masing punya teknik dan cara sendiri dalam menyantap lunpia beserta komponen pelengkapnya. Tapi kalau beli diluar ya harus ikut apa yang disediakan penjual, betul tidak? Eh tapi ada juga penjual yang bisa request sesuai pesanan?!
Lunpia, Jajanan Khas Semarang yang Mendunia
Lunpia, makanan khas dari Kota Semarang ini nggak kalah nge-hits dari jajanan daerah lain. Saking nge-hitsnya, oleh-oleh khas Semarang ini sempat diklaim sebagai kepunyaan negara tetangga pada tahun 2015. Klaim tersebut tentunya membuat salah satu pewaris Lunpia terkenal harus mendatangi langsung Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. (Baca juga : Jangan Salah Beli Oleh-Oleh Semarang)
Kini Lunpia Semarang telah diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan SK Nomor 153991/MPK.A/DO/2014 tanggal 17 Oktober 2014. Dalam SK tersebut di tetapkan "Lumpia Semarang Sebagai Warisan Budaya Nasional Tak Benda". Tak berhenti disitu, Bahkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah kala itu akan diusulkan ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan internasional sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia.
Lunpia Cik Cik Me Me, Lunpia Khas Semarang
Lunpia sendiri sudah banyak dijajakan di Semarang dan di Luar Semarang. Mulai dari dijajakan dengan gerobak hingga gerai besar di pinggir jalan. Dengan banyaknya penjual lunpia, tentu kita harus selektif dalam memilih dan memutuskan, lunpia mana yang akan kita makan atau kita bawa pulang. Sudah bukan menjadi rahasia, beda resep tentunya akan berbeda pula hasil akhir yang disajikan. Jangan sampai dah, sudah kebeli malah tidak kemakan karena rasanya tidak cocok atau tidak halal atau rebungnya masih bau!! Kan jadinya mubadzir (sia-sia).
Nah saya kasih tahu ya! Dari sekian banyak gerai Lunpia di Semarang, ada satu gerai lunpia yang berbeda dari gerai Lunpia lainnya. Kalau saol rasa jangan ditanya, karena Lunpia ini dibuat dengan resep yang melegenda. Kalau soal Halal tidaknya, jelas Halal dong! orang Lunpia ini pelopor Lunpia Halal Kok! Terus kalau maslah bau rebung, bagi saya tidak bau, sudah beberapa kali saya makan lunpia itu. Mau tau lunpia apa dan siapa? Jawabannya adalah Lunpia Cik Me Me.
Baca Juga : 30 Fakta Lunpia Cik Me Me yang Harus Kamu Ketahui
Kenapa Lunpia Cik Me Me berbeda? Menurut saya, Lunpia Cik Me Me ini satu-satunya gerai lunpia yang selalu berinovasi dan beradaptasi sesuai zaman. Meskipun begitu, racikannya tetap asli tanpa menghilangkan ke khasan dari lunpia itu sendiri. Strategi ini diterapkan tentu agar lunpia bisa diterima oleh banyak kalangan. Dari kalangan sepuh, hingga anak millenial zaman now. Terbukti, Lunpia Cik Me Me menjadi pelopor Lunpia Halal serta Lunpia dengan varian rasa terbanyak.
Baca Juga : Lunpia Cik Me Me : Pelopor Lunpia Halal serta Lunpia Dengan Varian Rasa Terbanyak
Perjuangan Cik Me Me Mendapatkan Resep Lunpia Dari Leluhur
Nah, di artikel kali ini saya akan membahas tentang sejarah resep turun temurun dari Lunpia Cik Me Me. Jadi begini.....! Dengarkan dan jangan tidur ya...!
Lunpia Cik Me Me sendiri mulai hadir di Semarang pada pada tahuni 2014, tepatnya tanggal 20 Februari 2014 dengan nama Lunpia Delight. Meski baru muncul 2014, Tapi Cik Me Me sebagai pendiri Lunpia Delight bukanlah 'pemain' baru dalam hal meramu Lunpia menjadi hidangan yang luar biasa.
Baca Juga : Lunpia Cik Me Me : Metamorfosa yang Tak Merubah Cita Rasa).
Cik Me Me atau Meilani Sugiarto, pemilik Lunpia Delight atau Lunpia Cik Me Me ini sudah berinteraksi dengan lunpia sejak kecil. Bagaimana tidak, orang tua, nenek dan engkong buyutnya setiap hari selalu membuat Lunpia untuk di jajakan. Cik Me Me kecil pun sering ikut saat membeli bahan baku lunpia, sehingga ia faham betul bahan baku seperti apa yang akan membuat Lunpia enak dimakan dan diterima masyarakat.
Bukan itu saja, ia juga selalu memperhatikan engkong buyut dan asahnya saat mempersiapkan Lunpia dari mulai memilih bahan, memasak isi lunpia, membuat kulit lunpia hingga menggulung dan menggoreng lunpia itu sendiri. Hingga beranjak remaja, ia sudah lihai mempraktekkan itu semua.
Cik Me Me kecil pun senang membantu orang tuanya dalam menyiapkan dan menjajakan lunpia, meskipun harus ikut mendorong gerobak dagangan ayahnya dari rumah hingga tepi Jalan Mataram. Jadi sejak kecil Cik Me Me sudah berbisnis, meskipun hanya sebatas menemani sang Ayah. Cik Me Me adalah putri dari Tan Yok Tjay yang dikenal dengan Maestro Lunpia. Tan Yok Tjay merupakan keturunan langsung dari pendiri Lunpia Semarang (Generasi 1) yang memperkenalkan lunpia sejak tahun 1870.
Berangkat dari semua pengalaman itulah, Cik Me Me pada tahun 2014 memberanikan diri meracik lunpia sendiri dan membuka gerai di Jalan Gajahmada 107 Miroto Semarang dengan nama Lunpia Delight. Gerai ini buka dari pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB tapi kadang bisa tutup sampai jam 12 malam.
Nah, di artikel kali ini saya akan membahas tentang sejarah resep turun temurun dari Lunpia Cik Me Me. Jadi begini.....! Dengarkan dan jangan tidur ya...!
Lunpia Cik Me Me sendiri mulai hadir di Semarang pada pada tahuni 2014, tepatnya tanggal 20 Februari 2014 dengan nama Lunpia Delight. Meski baru muncul 2014, Tapi Cik Me Me sebagai pendiri Lunpia Delight bukanlah 'pemain' baru dalam hal meramu Lunpia menjadi hidangan yang luar biasa.
Baca Juga : Lunpia Cik Me Me : Metamorfosa yang Tak Merubah Cita Rasa).
Cik Me Me atau Meilani Sugiarto, pemilik Lunpia Delight atau Lunpia Cik Me Me ini sudah berinteraksi dengan lunpia sejak kecil. Bagaimana tidak, orang tua, nenek dan engkong buyutnya setiap hari selalu membuat Lunpia untuk di jajakan. Cik Me Me kecil pun sering ikut saat membeli bahan baku lunpia, sehingga ia faham betul bahan baku seperti apa yang akan membuat Lunpia enak dimakan dan diterima masyarakat.
Bukan itu saja, ia juga selalu memperhatikan engkong buyut dan asahnya saat mempersiapkan Lunpia dari mulai memilih bahan, memasak isi lunpia, membuat kulit lunpia hingga menggulung dan menggoreng lunpia itu sendiri. Hingga beranjak remaja, ia sudah lihai mempraktekkan itu semua.
Cik Me Me kecil pun senang membantu orang tuanya dalam menyiapkan dan menjajakan lunpia, meskipun harus ikut mendorong gerobak dagangan ayahnya dari rumah hingga tepi Jalan Mataram. Jadi sejak kecil Cik Me Me sudah berbisnis, meskipun hanya sebatas menemani sang Ayah. Cik Me Me adalah putri dari Tan Yok Tjay yang dikenal dengan Maestro Lunpia. Tan Yok Tjay merupakan keturunan langsung dari pendiri Lunpia Semarang (Generasi 1) yang memperkenalkan lunpia sejak tahun 1870.
Berangkat dari semua pengalaman itulah, Cik Me Me pada tahun 2014 memberanikan diri meracik lunpia sendiri dan membuka gerai di Jalan Gajahmada 107 Miroto Semarang dengan nama Lunpia Delight. Gerai ini buka dari pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB tapi kadang bisa tutup sampai jam 12 malam.
Sejarah dan Asal Muasal Lunpia Cik Me Me
Maksud dari generasi pertama itu apa sih?
Jadi begini! Dulu, leluhur Cik Me Me menemukan resep lunpia keluarga pertama kali dan mendirikan Lunpia Semarang pertama kali pada tahun 1870. Pendiri ini kita sebut saja Generasi Pertama Lunpia Semarang, beliau adalah Tjoa Thay Joe dan Mbok Wasih.
Engkong buyut leluhur Cik Me Me yaitu pasangan suami istri Tjoa Thay Joe dan Mbok Wasi kesehariannya sebagai pedagang jajan pasar. Mereka mencoba berkreasi dan berinovasi terhadap dagangannya. Ditempat tinggalnya di Jalan Brondongan 76 Semarang ia bereksperimen yang akhirnya muncul resep pribadi dalam membuat Lumpia, yang kemudian terkenal sebagai Lunpia Semarang.
Usaha Lunpia Semarang tersebut pada tahun 1930 diwariskan kepada anaknya yang bernama Tjoa Po Nio untuk menyambung resep dari generasi sebelumnya (generasi pertama). Tjoa Po Nio yang merupakan generasi ke dua Lunpia Semarang ini makin mengembangkan usahanya. Usaha keras Tjoa Po Nio menginspirasi ketiga anaknya yang kemudian memunculkan niatan untuk membuat usaha lunpia sendiri-sendiri.
Anak-anak dari generasi kedua Lunpia Semarang ini seiring berjalannya waktu akhirnya membuat usaha lunpia sendiri-sendiri. Anak pertama Siem Swie Hie mendirikan Lunpia Pemuda, anak kedua Siem Hwa Nio mendirikan Lunpia Mataram dan anak ketiga Siem Swie Kiem mendirikan Lunpia Gang Lombok. Sehingga pada masa ini Lunpia Semarang bermetamorfosis menjadi Generasi baru masing-masing.
Jadi begini! Dulu, leluhur Cik Me Me menemukan resep lunpia keluarga pertama kali dan mendirikan Lunpia Semarang pertama kali pada tahun 1870. Pendiri ini kita sebut saja Generasi Pertama Lunpia Semarang, beliau adalah Tjoa Thay Joe dan Mbok Wasih.
Engkong buyut leluhur Cik Me Me yaitu pasangan suami istri Tjoa Thay Joe dan Mbok Wasi kesehariannya sebagai pedagang jajan pasar. Mereka mencoba berkreasi dan berinovasi terhadap dagangannya. Ditempat tinggalnya di Jalan Brondongan 76 Semarang ia bereksperimen yang akhirnya muncul resep pribadi dalam membuat Lumpia, yang kemudian terkenal sebagai Lunpia Semarang.
Usaha Lunpia Semarang tersebut pada tahun 1930 diwariskan kepada anaknya yang bernama Tjoa Po Nio untuk menyambung resep dari generasi sebelumnya (generasi pertama). Tjoa Po Nio yang merupakan generasi ke dua Lunpia Semarang ini makin mengembangkan usahanya. Usaha keras Tjoa Po Nio menginspirasi ketiga anaknya yang kemudian memunculkan niatan untuk membuat usaha lunpia sendiri-sendiri.
Anak-anak dari generasi kedua Lunpia Semarang ini seiring berjalannya waktu akhirnya membuat usaha lunpia sendiri-sendiri. Anak pertama Siem Swie Hie mendirikan Lunpia Pemuda, anak kedua Siem Hwa Nio mendirikan Lunpia Mataram dan anak ketiga Siem Swie Kiem mendirikan Lunpia Gang Lombok. Sehingga pada masa ini Lunpia Semarang bermetamorfosis menjadi Generasi baru masing-masing.
Cik Me Me sendiri masih keturunan Siem Hwa Nio pendiri Lunpia Mataram (Generasi Pertama Lunpia Mataram dan Generasi ketiga Lunpia Semarang). Cik Me Me adalah cucu dari Siem Hwa Nio. Pendiri Lunpia Semarang ini mewariskan usaha Lunpia pada anaknya yang bernama Tan Yok Tjay pada tahun 1980, disini Lunpia Mataram Tan Yok Tjay sudah masuk pada Lunpia Mataram Generasi Kedua atau Lunpia Semarang Generasi keempat.
Berdasarkan adat keluarga, usaha bisnis orang tua tidak bisa diwariskan pada anak Perempuan. Cik Me Me Putri bungsu dari Tan Yok Tjay atau Budi Djatmiko Sugiarto Pemilik Lunpia Mataram memberanikan diri membuka usaha Lunpia Baru agar bisa menerapkan resep leluhur yang dikreasikan dengan inovasi atau ide baru dan pemikirannya. Cik Me Me pun pada tahun 2014 mendirikan Lunpia Delight.
Nah itulah cerita singkat mengenai sejarah Lunpia Cik Me Me. Jika artikel Mengenal Sejarah Kuliner Oleh-Oleh Semarang Lunpia Cik Me Me ini dirasa bermanfaat silakan dishare atau dibagikan. Coba juga membaca artikel saya yang lain. Terimakasih atas kunjungannya.
Berdasarkan adat keluarga, usaha bisnis orang tua tidak bisa diwariskan pada anak Perempuan. Cik Me Me Putri bungsu dari Tan Yok Tjay atau Budi Djatmiko Sugiarto Pemilik Lunpia Mataram memberanikan diri membuka usaha Lunpia Baru agar bisa menerapkan resep leluhur yang dikreasikan dengan inovasi atau ide baru dan pemikirannya. Cik Me Me pun pada tahun 2014 mendirikan Lunpia Delight.
Nah itulah cerita singkat mengenai sejarah Lunpia Cik Me Me. Jika artikel Mengenal Sejarah Kuliner Oleh-Oleh Semarang Lunpia Cik Me Me ini dirasa bermanfaat silakan dishare atau dibagikan. Coba juga membaca artikel saya yang lain. Terimakasih atas kunjungannya.
Post a Comment for "Mengenal Sejarah Kuliner Oleh-Oleh Semarang Lunpia Cik Me Me"
Post a Comment
PERHATIAN :
Balasan dari komentar anonim/ unknown akan dihapus setelah 24 jam.
Menyisipkan Link hidup akan langsung DIHAPUS
Terimakasih sudah berkenan untuk berkunjung.
Simak juga komentar yang ada karena bisa jadi akan lebih menjawab pertanyaan yg akan diajukan.