Hitler (Nazi), Holocaust (Yahudi) dan Bangsa Arab (Islam)
Ada yang mengagumi meskipun banyak juga yang membenci Sosok Adolf Hilter
yang dipersepsikan masyarakat dunia sebagai orang yang bertangan dingin
dan kejam karena melakukan pembantaian terhadap ribuan nyawa yang dikenal dengan peristiwa holocaust.
Kasarnya kebohongan yang tersiarkan berulang-ulang akan menjadi suatu pembenaran dan keyakinan dimasyarakat.
Pada 1964, Paul Rassinier, korban holocaust yang selamat, menerbitkan
The Drama of European Jews yang mempertanyakan apa yang diyakini dari
Holocaust selama ini. Dalam bukunya, ia mengklaim bahwa sebenarnya tak
ada kebijakan pemusnahan massal oleh Nazi terhadap Yahudi, tak ada kamar
gas, dan jumlah korban tidak sebesar itu.
Arthur Butz menulis
The Hoax of the 20th Century: The case against the presumed
extermination of European Jewry pada 1976. Ia mengklaim bahwa gas
Zyklon-B tidak digunakan untuk membunuh orang tapi untuk proses
penghilangan bakteri pada pakaian.
Winston Churchill menulis 6
jilid karya monumentalnya, The Second World War, tanpa menyebut tentang
program Nazi untuk membantai orang Yahudi. Eisenhower menulir memoarnya,
Crusade in Europe, juga tak menyebut tentang kamar gas.
Mengenai kematian massal di Auschwitz, Robert Faurisson, profesor
literatur di University of Lyons 2 mengklaim tipus-lah yang membunuh
para tawanan itu, sama sekali bukan kamar gas. Seorang ahli konstruksi
dan instalasi alat eksekusi dari AS, Fred Leuchter, pergi ke Auschwitz
dan mengadakan penyelidikan serta tes di tempat itu.
Kesimpulannya adalah kamar gas di Auschwitz tidak mungkin digunakan
untuk membunuh orang. Setelah orang-orang ini mempertanyakan kebenaran
holocaust, gelombang kritisasi dan penyangkalan terhadap apa yang
terjadi di holocaust mulai bangkit. Mereka yang meragukan kebenaran
holocaust ini menyebut dirinya sebagai revisionis.
1. Pengaruh Al-Quran di dalam ucapan Hitler.
Ketika tentara Nazi tiba di Moscow, Hitler hendak menyampaikan pidato.
Dia pun memerintahkan penasihat-penasihatnya untuk mencari kata-kata
pembukaan yang paling cocok dan mengandung arti yang luar biasa dari
kitab agama, kata-kata ahli filsafat ataupun dari bait syair. Seorang
sastrawan Iraq yang tinggal di Jerman lalu mengusulkan ayat Al-Qur`an
berikut ini:
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan” (QS. Al-Qamar [54] : 1)
Hitler merasa kagum dengan ayat ini dan menggunakannya sebagai kalam
pembukaan dan isi kandungan pidatonya. Memang para ahli tafsir
menguraikan bahwa ayat tersebut bermaksud kehebatan, kekuatan dan
memberi maksud yang mendalam. Sebab dulu di zaman Rasulullah SAW pernah
terjadi satu mukjizat dari beliau yaitu membelah bulan dengan jari
telunjuknya.
Perkara ini dinyatakan oleh Hitler di dalam
bukunya yang berjudul Mein Kampf, yang ditulis di dalam penjara. Dia
menjelaskan bahwa banyak aspek tindakannya berdasarkan ayat Al-Qur`an,
khususnya yang berkaitan dengan tindakannya terhadap kaum Yahudi.
2. Hitler bersumpah dengan nama Allah yang Maha Besar
Hitler telah memasukkan sumpah dengan nama Allah yang Maha Besar di
dalam ikrar para tentaranya yang akan tamat belajar di akademi tentara
Jerman. Berikut isinya:
”Aku bersumpah dengan nama Allah
(Tuhan) yang Maha Besar dan ini adalah sumpah suciku, bahwa aku akan
mentaati semua perintah komandan tentera Jerman dan pemimpinnya Adolf
Hitler, pemimpin bersenjata tertinggi, bahwa aku akan senantiasa
bersedia untuk berkorban dengan nyawaku kapanpun demi pemimpinku”
3. Hitler yang enggan meminum beer (arak)
Hitler tidak mau meminum beer (arak) pada saat dia cemas dalam keadaan
Jerman yang agak goyah dan bermasalah. Contohnya adalah ketika para
dokter meminta dia minum beer sebagai obat tapi dia tidak mau, sambil
mengatakan; ”Bagaimana Anda ingin agar seseorang itu minum arak untuk
tujuan pengobatan sedangkan dia tidak pernah seumur hidupnya menyentuh
arak?”. Ya memang, Hitler tidak pernah menjamah arak sepanjang hayatnya.
Minuman kebiasaan beliau hanyalah teh yang di racik secara khusus.
4. Hitler dan anak-anak
Sebagai sosok yang sering disamakan dengan figur yang menakutkan,
kejam, tidak manusiawi dan pembunuh sadis, ternyata Hitler mempunyai
sisi yang sebaliknya. Ia juga seorang pemimpin yang menyukai anak-anak
sebagai wujud kemanusiaannya.
Dalam sejarah bangsa arab, hitlerpun pernah bekerjasama dengan baik menciptakan keharmonisan.
Kesamaan pandangan tentang Yahudi dan persatuan global membuat Hitler dan Amin al-Husseini bekerjasama.
Lulus dari studi di Universitas Al Azhar, Kairo, dan Sekolah
Administrasi Istanbul, Turki, pada 1920 al-Husseini mulai aktif dalam
gerakan kemerdekaan Palestina dari Inggris sambil menjadi jurnalis. Dia
juga pernah menjadi serdadu Ottoman Turki Usmani pada Perang Dunia I.
“Sepanjang tahun-tahun perkembangan masa mudanya, dia mulai meneguhkan
pandangan fundamental Pan-Arab yang memperhatikan otonomi bukan hanya
untuk Palestina tapi juga Semenanjung Arab,” tulis Allan Bogle dalam
“Haj Amin al-Husseini and Nazi Racial Policies in the Arab World” yang
dimuat hubpages.com.
Pada 1921, al-Husseini diangkat menjadi
Mufti Agung Yerusalem oleh Komisi Tinggi Inggris Sir Herbert Samuel dan
setahun kemudian menjadi ketua Dewan Tertinggi Muslim bentukan Samuel.
Namanya kian diperhitungkan ketika terjadi protes dan serangan terhadap
otoritas Inggris dan Yahudi Palestina.
Ketertarikan al-Hussein
terhadap Nazi muncul ketika Hitler mulai berkuasa di Jerman pada 1933.
Tapi kontak langsungnya dengan Jerman terjalin tiga tahun kemudian. Nazi
mengirim utusan Francois Genoud, yang dikenal sebagai seorang bankir
Swiss di tubuh Third Reich dan anggota kehormatan pasukan elit Nazi
Waffen SS, ke Palestina. Setahun kemudian Hauptschanfuehrer SS Nazi
Adolf Eichmann dan asistennya Oberscherfuehrer H. Hagen mengunjunginya
di Palestina. Selain berbincang mengenai Yahudi, al-Husseini resmi
menjadi penyandang dana dan pembantu militer dalam merangkul
sumber-sumber Arab.
“Selama perang, Genoud memberi bantuan
kepada al-Husseini dan pemerintah Muslim-Nazi –yang bermarkas di Berlin–
di pengasingannya dan secara finansial mendukung kampanye propaganda
anti-Yahudi al-Husseini,” tulis Chuck Morse dalam The Nazi Connection to
Islamic Terrorism: Adolf Hitler and Haj Amin Al-Husseini.
Puncak aktivitasnya menentang Inggris danYahudi adalah kekerasan
terhadap Yahudi yang menewaskan 133 Yahudi dan 116 Arab tewas.
Al-Husseini pun diusir dari Palestina. Dia pindah ke Lebanon, Irak,
Italia, dan akhirnya Jerman. Di wilayah yang juga di bawah protektorat
Inggris, al-Husseini melakukan kudeta atas pemerintahan pro-Inggris tapi
gagal. Di Italia, dia bertemu Benito Mussolini, diktator Italia.
“Segera setelah kedatangannya di Jerman Nazi, al-Husseini dipuja di
depan publik dalam satu resepsi penghormatan untuknya yang diberikan
oleh Institut Islam Nazi "Islamische Zentralinstitut" dan resepsi itu
dihadiri oleh eksil-eksil Muslim dan para pemimpin Muslim Eropa yang
menggelari al-Husseini Fuhrer of the Arab World,” tulis Chuck Morse.
Pada 25 November 1941, al-Husseini rapat dengan Hitler, yang berjanji
akan menjadikan al-Husseini Fuhrer atas seluruh dunia Arab segera
setelah Nazi menyeberangi Pegunungan Kaukasus dan melebarkan Third Reich
ke Timur Tengah. Hitler juga mendukung kedaulatan negara-negara Arab.
Dalam rapat itu pula keduanya sepakat: sesegera mungkin membentuk dan
melatih legiun Arab-Nazi yang akan terdiri dari Muslim Eropa. Hubungan
itu, menurut Gottlob Berger, kepala rekrutmen pasukan elit SS,
didasarkan keterbukaan dan kejujuran. Itu menunjukkan hubungan darah dan
ras Utara dan kebulatan ideologi spiritual dari Timur. Di mata Nazi, al
Husseini merupakan, “figur yang setara dengan PM Negara Nazi Muslim di
pembuangan,” tulis Chuck Morse.
Yahudi tentu saja mengambil
keuntungan dari kebohongan besar (keburukan hitler). Mereka yang merasa
menjadi korban kemudian menuntut tanah Palestina, terus meminta ganti
rugi kepada Jerman, dan meminta dana pembangunan dari negara lain, dan
senantiasa memelihara isu Holocaust. Tak pelak lagi, Israel selalu
bersembunyi di balik Holocaust atas semua aksi keji dan biadabnya.
baca juga
http://oediku.wordpress.com/2011/07/13/fakta-terbaru-benarkah-hitler-islam/
http://www.eramuslim.com/berita/palestina/holocaust-misteri-yahudi-yang-penuh-kebohongan.htm
http://historia.co.id/?c=2&d=825 (Nazi-Muslim)
Post a Comment for "Hitler (Nazi), Holocaust (Yahudi) dan Bangsa Arab (Islam) "
Post a Comment
PERHATIAN :
Balasan dari komentar anonim/ unknown akan dihapus setelah 24 jam.
Menyisipkan Link hidup akan langsung DIHAPUS
Terimakasih sudah berkenan untuk berkunjung.
Simak juga komentar yang ada karena bisa jadi akan lebih menjawab pertanyaan yg akan diajukan.