Studi komprehensif Harokah
MUQODIMAH
Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi
Maha Penyayang
(QS Al-Maidah :3)
Al-Islamu Ya’lu wa
La Yu’la
‘Alaih (islam
itu tinggi dan tidaka ad yang melebihi ketinggiannya). Pertanyaannya,
Lantas
mengapa dimasa sekarang kondisi umat islam tertinggal oleh umat-umat
yang lain?
Apakah selogan itu sudah tidak berlaku lagi? Ataukah ajaran islam sudah
tidak
relevan lagi dengan perkembangan zaman sekarang?
Jawabannya adalah slogan tersebut masih sesuai, tetap berlaku dan benar adanya. Demikian juga dengan ajaran islam masih tetap relevan dengan perkembangan zaman dan kemodernan. Kalaupun kondisi islam saat initidak sedang menggembirakan, letak permasalahannya ada pada umat islam itu sendiri, bukan pada islamnya. Disatu sisii kemaksiatan dan penyimpangan telah menggerogoti kewibawaan umat, disisi lain umat yang ingin bangkit seringkali gagal dalam dalam memahami ajaran islam. Karena pada dasarnya umat islam ada lah umat yang terbaik.
Jawabannya adalah slogan tersebut masih sesuai, tetap berlaku dan benar adanya. Demikian juga dengan ajaran islam masih tetap relevan dengan perkembangan zaman dan kemodernan. Kalaupun kondisi islam saat initidak sedang menggembirakan, letak permasalahannya ada pada umat islam itu sendiri, bukan pada islamnya. Disatu sisii kemaksiatan dan penyimpangan telah menggerogoti kewibawaan umat, disisi lain umat yang ingin bangkit seringkali gagal dalam dalam memahami ajaran islam. Karena pada dasarnya umat islam ada lah umat yang terbaik.
Allah berfirman: "Kalian
adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah …"
(QS 3 Ali 'Imran : 110)
IKHWANUL
MUSLIMIN
Gerakan
Ikhwanul muslimin yang didirikan Hasan Al-Banna di Mesir pada tahun 1928
memcoba memberikan jawaban atas 2 permasalahan tersebut (penyimpangan
dan
kemaksiatan). Melauli metode tarbiyah yang digulirkannya, islam menjadi
sedemikan mudah untuk dipahami. Hasan Al-Banna mencoba mengembalikan
pola
ajaran islam sesuai apa yang dicontohkan Rasulullah saw, dimana tarbiyah
di
sesuaikan dengan taraf pemahaman umat islam.
TUJUAN IKHWANUL MUSLIMIN
Ikhwanul
Muslimin
berjuang untuk mencapai tujuan:
1.
Tujuan jangka pendek:
tujuan ini dapat dirasakan sejak seseorang bergabung dalam jamaah ini,
atau ketika jamaah Ikhwan tampil
berjuang di medan umum.
2.
Tujuan jangka panjang,
yaitu tujuan yang memerlukan waktu dan perjalanan panjang, persiapan dan
takwin (pembentukan) yang ihsan.
Dengan ikut andil dalam
kebajikan umum dan pelayanan sosial apapun bentuknya jika kondisi
memungkinkan.
Ketika seorang akh bergabung dengan
ikhwan,
ia diharuskan menyucikan jiwa, meluruskan tingkah laku, mempersiapkan
akal,
jiwa, dan raganya untuk jihad dan perjuangan panjang di masa yang akan
datang.
Kemudian ia dituntut untuk menyebarkan ruh (semangat) ini kepada
keluarga,
kerabat, teman sejawat, dan masyarakatnya. Seorang akh
belumlah dikatakan sebagai seorang muslim
yang benar hingga ia
menerapkan hukum dan akhlak Islam pada dirinya, serta menjaga
batas-batas
perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya.
"Dan jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan)
kefasilkan dan ketaqwaannya sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyucikan
jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorinya."
(Asy-Syams 7-10)
Sesungguhnya
lkhwanul Muslimin senantiasa menyerukan dakwah,
meyakini manhaj, memperjuangkan aqidah, dan bekerja untuk membimbing
manusia
kepada sistem sosial yang mencakup seluruh aspek kehidupan, yaitu
Al-Islam yang
diturunkan oleh jibril kepada Nabi kita Muhammad saw. dengan bahasa Arab
untuk
memberi peringatan kepada manusia.
TOLOK UKUR (PEDOMAN) ITU ALQUR-AN
& AS-SUNNAH
Ikhwanul Muslimin menghendaki kebangkitan
umat yang ideal, yang
tunduk kepada aturan Islam, sehingga Islam menjadi petunjuk dan imam
mereka,
serta dikenal di tengah-tengah manusia sebagai daulah (negara) yang
berasaskan
Al-Our'an, yang membela, menyeru, berjihad, dan berkurban dengan harta
dan jiwa
demi Al-Qur'an.Islam datang untuk menjadi sistem dan imam, untuk menjadi
agama
dan negara, untuk menjadi undang-undang, dan untuk direalisasikan. Akan
tetapi,
kini Islam tinggallah sistem tanpa kepemimpinan, agama tanpa negara, dan
undang-undang tanpa realisasi, Bukankah ini sebuah realita, wahai
ikhwan? Kalau
tidak, mana. hukum Allah yang diterapkan dalam masalah darah, harta, dan
kehormatan? Padahal, Allah berfirman kepada Nabi-Nya.
"Dan hendaklah kamu
memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah,
dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka Berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yangtelah
diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka.
Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah
hukum
jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik
daripada
hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?" (Al-Maidah:
49-50)
Ikhwanul
Muslimin yakin
sepenuhnya, bahwa ketika Allah swt. menurunkan Al-Qur'an, menyuruh
hamba-hamba-Nya mengikuti Muhammad saw., dan meridhai Islam sebagai
agama bagi
mereka, sesungguhnya Ia telah meletakkan -dalam agama ini- seluruh dasar
yang
mutlak dibutuhkan bagi kehidupan, Kebangkitan dan kesejahteraan umat
manusia.
Pembenaran terhadap uraian tersebut dapat ditemukan dalam firman Allah
swt.,
"(Yaitu)
orang-orang
yang mengikuti Rasul, nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dari Injil yang ada di sisi mereka, yang
menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan
bagi
mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu
yang ada pada mereka." (Al-A'raf: 157)
Demikian
juga kita mendapatkan
pembenaran dari sabda Rasulullah saw. dalam sebuah hadits yang mulia,
"Demi Allah, aku tiada membiarkan
suatu keburukan. melainkan aku pasti melarang kalian dari melakukannya."
Bila anda menyelami
ajaran-ajaran Islam secara lebih mendalam, pasti akan menemukan betapa
agama
yang agung ini telah meletakkan prinsip, sistem, dan tatanan yang paling
tepat
bagi kehidupan manusia, baik dalam skala individu, keluarga, maupun
bangsa-bangsa.
Islam juga memformulasikan kerangka konseptualnya secara detail; sesuatu
yang
tak sanggup dilakukan oleh para reformer dan pemimpin bangsa-bangsa di
dunia.
Tema-tema besar semacam universalisme, nasionalisme, sosialisme, kapitalisme, komunisme, perang, distribusi kekayaan, hubungan antara produsen dan konsumen, serta berbagai masalah yang terkait dengan tema ini -yang kini memenuhi kepala para pemimpin dan pakar ilmu sosial modern- kami yakin telah diselami begitu dalam oleh Islam. Sebab Islam telah meletakkan suatu sistem bagi dunia yang membuka pintu bagi pendayagunaan dan pemanfaatan semua sumber kebaikan, sekaligus menghindarkan manusia dari semua kemungkinan buruk yang bisa timbul dalam proses menuju ke sana.
Tema-tema besar semacam universalisme, nasionalisme, sosialisme, kapitalisme, komunisme, perang, distribusi kekayaan, hubungan antara produsen dan konsumen, serta berbagai masalah yang terkait dengan tema ini -yang kini memenuhi kepala para pemimpin dan pakar ilmu sosial modern- kami yakin telah diselami begitu dalam oleh Islam. Sebab Islam telah meletakkan suatu sistem bagi dunia yang membuka pintu bagi pendayagunaan dan pemanfaatan semua sumber kebaikan, sekaligus menghindarkan manusia dari semua kemungkinan buruk yang bisa timbul dalam proses menuju ke sana.
DAKWAH
IKHWAN KOMPREHENSIF
Karakter
paling specifik dakwah kami
adalah komprehensif yang meliputi semua aspek, yang terangkum dalam rabaniyah
'alamiyah
(ketuhanan universal).
- Adapun ia dikatakan Rabaniyyah, karena pusat yang menjadi pores bagi seluruh sasaran dakwah kami adalah bagaimana manusia itu bisa mengenal Tuhannya. Di atas ikatan yang kokoh ini tegaklah spiritual yang mulia, yang mengantarkan jiwa-jiwa mereka melambung tinggi, lepas dari belenggu kegersangan dan kehampaan materi menuju kesucian, keutamaan dan keindahan hakikat manusia. Kami, Ikhwanul Muslimin, selalu menyatakan dari lubuk hati kami, "Allahu Ghayatuna" (Allah tuluan kami). Maka dari itu, sasaran pertama dari dakwah ini adalah mengajak manusia untuk membangun kembali hubungan spiritual transendental yang mengikat mereka dengan Allah tabaraka wataala, yang umumnya manusia sudah melupakannya, maka Allah pun melupakan mereka.
"Wahai sekalian
manusia, beribadahlah kepada Tuhan kalian, yang telah menciptkan kalian
dan
orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orangorang bertaqwa".
(Al-Baqarah: 21)
Inilah
sesungguhnya kunci pertama untuk memecahkan serangkaian
masalah kemanusiaan yang disebabkan oleh tirani Materialisme yang
mengangkanginya, yang mereka tidak mampu melepaskan diri dari
cengkeramannya.
Tanpa adanya kunci ini, tidak mungkin upaya perbaikan dapat ditegakkan.
- Adapaun ia disebut 'alamiyah (universal atau Internasionalisme), karena dakwah kami ini ditujukan kepada seluruh umat manusia, dan semua manusia itu pada dasarnya bersaudara; asal kejadian mereka satu, bapak mereka satu, serta nasab dan keturunan mereka pun satu. Tidak ada yang paling utama di antara mereka kecuali taqwa dan kebajikan serta keutamaan yang bisa dipersembahkan salah seorang di antara mereka kepada yang lainnya.
"Hai
sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari
seorang diri, dan darinya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya
Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertaqwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama
lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga
dan mengawasi kamu." (An- Nisa': 1)
Karena itu, kami sama sekali tidak
meyakini prinsip rasialisme dan
fanatisme kesukuan, serta tidak mendukung kebanggaan atas ras dan warna
kulit.
Namun sebaliknya, kami selalu menyeru kepada persaudaraan yang adil di
kalangan
umat manusia. Saya membaca suatu pendapat salah seorang penulis Barat,
bahwa
menurutnya jenis manusia itu dibagi menjadi tiga, yakni: pencipta,
penjaga, dan
perusak. Penulis tadi menggolongkan bangsanya dalam jenis manusia
pencipta atau
penemu, sedangkan bangsa Barat yang lain sebagai pemelihara, dan kita
bangsa
Timur ini digolongkan sebagai bangsa perusak.
Sudah barang tentu
klasifikasi ini sangat tidak adil dan tendensius, disamping sudah keliru
dari
asalnya. Semua jenis manusia ini berasal dari darah yang satu dan
keturunan
yang satu, walaupun akhirnya mereka berdiam di lingkungan yang berbeda,
dengan
ilmu pengetahuan dan budaya yang berbeda pula. Jika manusia itu terdidik
dengan
baik, ia dapat mencapai martabat yang setinggi-tingginya sesuai dengan
kadar
pendidikannya.
Dan
tiada satu pun
kelompok masyarakat yang tak mampu mengadakan perbaikan dan peningkatan
diri,
sesuai dengan batas-batas situasi dari kondisi yang melingkupinya. Ini
di satu
sisi. Sedang di sisi lain, bangsa Timur, yang digolongkan sebagai bangsa
perusak, sesungguhnya merupakan sumber kebangkitan peradaban,
kebudayaan, dan
tempat turunnya semua agama langit. Semua itulah yang menjadi inspirasi
bagi
orang-orang Barat untuk maju seperti yang kita lihat sekarang. Tidak ada
yang
mengingkari hal itu kecuali orang yang sombong dan menutup mata terhadap
sejarah. Tuduhan-tuduhan tidak berdasar seperti ini sesungguhnya
merupakan buah
dari ketertipuan dan keburukan perilaku mereka, yang tidak mungkin
kebangkitan
bisa bertumpu di atasnya, dan kemajuan peradaban bisa tegak di atas
sendi-sendinya.
Selama
manusia masih
ada yang memiliki perasaan seperti itu terhadap saudaranya yang lain,
tidak
mungkin bisa diwujudkan keamanan, kedamaian, dan ketenteraman sampai
mereka mau
kembali mengibarkan bendera ukhuwah dan bernaung di bawah naungannya
yang
teduh. Mereka tidak akan mendapatkan jalan lapang untuk mencapai hal
itu,
seperti yang mereka dapatkan di jalan Islam, di mana kitabnya memberikan
pernyataan,
“Hai
manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan
berbangsabangsa supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya, orang yang
paling
mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa."
(Al-Hujuraat: 13). Rasulullah
saw. bersabda,
"Bukan
termasuk
golonganku orang yang menyeru kepada ashabiyyah (fanatisme golongan)
dan bukan dari golonganku orang yang mati karena (membela) ashabiyyah."
(HR. Imam Ahmad,
dari Jubair bin Muthim ra.). Inilah sebabnya, dakwah Ikhwanul Muslimin
dikatakan berkarakter rabaniyah (berorientasi ketuhanan)
sekaligus insaniyah (peduli terhadap aspek-aspek
kemanusiaan).
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh, telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh, kamu malah berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang (murtad), maka ia tidak akan dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS 3 Ali Imran : 144)
Artinya Islam meliputi semua zaman,
kehidupan dan eksistensi
manusia.Jangkauan keuniversalan dalam risalah Islam ini diungkapkan oleh
Hasan
al-Banna: "Islam adalah risalah yang panjang terbentang sehingga
meliputi semua abad sepanjang zaman, terhampar luas sehingga meliputi
semua
cakrawala umat dan begitu mendalam (mendetail) sehingga memuat
urusan-urusan
dunia dan akhirat". Dan di dalam Risalah Ta'lim-nya, yang
dimaksud dengan Islam universal yaitu: "Islam adalah sebuah sistem
yang
universal (komprehensif, total dan integral). Mencakup berbagai aspek
hidup dan
kehidupan.Islam adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan umat,
akhlak dan
kekuatan, serta kasih sayang dan keadilan.Islam adalah kebudayaan dan
perundang-undangan, ilmu dan hukum, materi dan harta benda, serta usaha
dan
kekayaan. Dan Islam juga adalah jihad dan dakwah, militer dan ideologi
serta
aqidah yang murni dan ibadah yang benar sekaligus."
Jadi itulah keistimewaan Islam yang
pertama, yaitu : Islam adalah agama
bagi semua ummat manusia. Keistimewaan
kedua yaitu : Islam adalah agama bagi semua jaman / waktu.
Islam
tetap berlaku bagi orang jaman dahulu hingga abad modern sekarang. Dari
jaman
onta sampai jaman mobil. Dari zaman gerobak sampai jaman pesawat
terbang.
Bahkan Islam akan tetap sesuai bagi ummat manusia seterusnya hingga
akhir
jaman. Keistimewaan ketiga : Islam adalah agama bagi semua tempat di
dunia.
Islam dapat diterima dari Arab Saudi sampai Afrika. Dari India sampai
Jepang.
Dari Indonesia sampai Australia. Dari Eropa sampai Amerika. Allah telah
berfirman: "Dan tidaklah Aku utus engkau sebagai rahmatan lil 'alamin
(rahmat bagi seru sekalian alam)." (QS 21 Al Anbiya : 107)
Islam
adalah rahmatan
lil 'alamin. Rahmat bagi alam semesta. Bagi makhluk hidup dan juga alam
sekitarnya, yaitu alam semesta. Rasulullah SAW pun diutus kepada semua
ummat
manusia. Kepada ummatnya hingga akhir jaman. Baik yang pernah bertemu
dengan Rasul,
maupun yang sama sekali tidak pernah bertemu dengan beliau. Sehingga di
hari
kiamat nanti, ummat yang bersama nabi Muhammad berjumlah paling besar
dibandingkan ummat nabi-nabi lain sebelum nabi Muhammad diutus Allah.
TAHAP
PERBAIKAN DAKWAH IKHWAN
- Perbaikan diri sendiri, sehingga ia menjadi orang yang kuat fisiknya, kokoh akhlaknya, luas wawasannya, mampu mencari penghidupan, selamat aqidahnya, benar ibadahnya, pejuang bagi dirinya sendiri, penuh perhatian akan waktunya, rapi urusannya, dan bermanfaat bagi orang lain. Itu semua harus dimiliki oleh masingmasing akh.
- Pembentukan keluarga muslim, yaitu dengan mengkondisikan keluarga agar menghargai fikrahnya, menjaga etika Islam dalam setiap aktivitas kehidupan rumah tangganya, memilih istri yang baik dan menjelaskan kepadanya hak dan kewajibannya, mendidik anak-anak dan pembantunya dengan didikan yang baik, serta membimbing mereka dengan prinsip-prinsip Islam.
- Bimbingan masyarakat, yakni dengan menyebarkan dakwah, memerangi perilaku yang kotor dan munkar, mendukung perilaku utama, amar ma'ruf, bersegera mengerjakan kebaikan, menggiring opini umum untuk memahami fikrah islamiyah dan mencelup praktek kehidupan dengannya terus-menerus. Itu semua adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap akh sebagai pribadi, juga kewajiban bagi jamaah sebagai institusi yang dinamis.
- Pembebasan tanah air dari setiap penguasa. asing -non-Islam- baik secara politik, ekonomi, maupun moral.
- Memperbaiki keadaan pemerintah, sehingga menjadi pemerintah Islam yang baik. Dengan begitu ia dapat memainkan perannya sebagai pelayan umat dan pekerja yang bekerja demi kemaslahatan mereka. pemerintah Islam adalah pemerintah yang anggotanya terdiri dari kaum muslimin yang menunaikan kewajiban-kewajiban Islam, tidak berterang-terangan dengan kemaksiatan, dan konsisten menerapkan hukum-hukum serta ajaran Islam. Tidaklah mengapa menggunakan orang-orang non-Islam -jika dalam keadaan darurat- asalkan bukan untuk posisi jabatan strategis. Tidak terlalu penting mengenai bentuk dan nama jabatan itu, selama sesuai dengan kaidah umum dalam sistem undangundang Islam, maka boleh.
Beberapa sifat yang
dibutuhkan antara lain: rasa tanggung jawab, kasih sayang kepada rakyat,
adil
terhadap semua orang, tidak tamak terhadap kekayaan negara, dan ekonomis
dalam
penggunaannya. Beberapa kewajiban yang harus ditunaikan antara lain:
menjaga
keamanan, menerapkan undang-undang, menyebarkan nilai-nilai ajaran,
mempersiapkan kekuatan, menjaga kesehatan, melindungi keamanan umum,
mengembangkan investasi dan menjaga kekayaan, mengokohkan mentalitas,
serta menyebarkan
dakwah. Beberapa haknya -tentu, jika telah ditunaikan kewajibannya-
antara lain
loyalitas dan ketaatan, serta pertolongan terhadap jiwa dan hartanya.
Apabila
ia mengabaikan kewajibannya, maka berhak atasnya nasehat dan bimbingan,
lalu
-jika tidak ada perubahan- bisa diterapkan pemecatan dan pengusiran.
Tidak ada
ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Khaliq.
- Usaha mempersiapkan seluruh aset negeri di dunia ini untuk kemaslahatan umat Islam. Hal demikian itu dilakukan dengan cara membebaskan seluruh negeri, membangun kejayaannya, mendekatkan peradabannya, dan menyatukan katakatanya, sehingga dapat mengembalikan tegaknya kekuasan khilafah yang telah hilang dan terwujudnya persatuan yang di impi-impikan bersama.
- Penegakan kepemimpinan dunia dengan penyebaran dakwah Islam di seantero negeri. "Sehingga tidak ada lagi fitnah dan agama itu hanya untuk Allah belaka." (Al- Baqarah: 193) "Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya." (At-Taubah: 32)
Empat yang terakhir ini
wajib ditegakkan oleh jamaah dan oleh setiap akh sebagai anggota
dalam
jamaah itu. Sungguh, betapa besarnya tanggung jawab ini dan betapa
agungnya
tujuan ini. Orang melihatnya sebagai khayalan, sedangkan seorang muslim
melihatnya
sebagai kenyataan. Kita tidak pernah putus asa meraihnya dan –bersama
Allah-
kita memiliki cita-cita luhur. "Dan
Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan orang tidak
Mengetahuinya
" (Yusuf: 21)
Pendidikan
Islam
(tarbiyah Islamiyah) tersebut harus bersifat:
- Kontinu (Mustamiroh)
- Membentuk syahsiyah Islamiyah bukan sekedar transfer ilmu (Takwiniyah)
- Bertahap/terprogram (Mutadarrijah)
- Menyeluruh tidak parsial (Kaaffah)
Rabbaniyyah baik materi, tujuan, sasaran, motivasi, metode
dan caranya.
Tujuan umum tarbiyah Islamiyah adalah beribadah hanya kepada Allah dan memakmurkan bumi dengan aturan Allah. Sasarannya adalah terbentuknya manusia-manusia rabbani (QS. 3:19). Motivasi harus karena Allah semata. Sedangkan sumber materi tarbiyah Islamiyah adalah ilmu Allah baik yang tertulis (wahyu) dan yang tidak tertulis (ayat kauniyah).
|
2.
|
Akhlak sebagai sarana (wasilah)
|
Islam menghendaki agar proses pendidikan berjalan sesuai dengan norma dan akhlak Islam, baik dalam pendekatan ataupun dalam penggunaan sarana. Islam melarang penggunaan sarana yang bertentangan dengan syar'i dan merusak fitrah manusia.
|
3.
|
Syumuliyah
|
Obyek tarbiyah Islamiyah adalah manusia seutuhnya. Tarbiyah Islamiyah berusaha menjaga keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan potensi akal, jasad dan ruh manusia. Dengan adanya keseimbangan diharapkan dapat membentuk manusia secara utuh, manusia yang memiliki kepribadian kokoh, tahan menghadapi tantangan hidup dan berguna bagi orang lain.
|
Pertama
: Islam mengangkat harkat dan martabat
wanita
dan menjadikannya partner laki-laki dalam hak dan kewajiban. Masalah ini
sepertinya dianggap telah selesai. Islam telah meninggikan derajat
wanita dan
mengangkat nilai kemanusiaannya serta menetapkannya sebagai saudara
sebagai
sesamanya dan partner bagi laki-laki dalam kehidupan.
Wanita adalah bagian dari laki-laki dan laki-laki adalah bagian dari wanita, "Sebagian kamu adalah bagian dari yang lain." Islam mengakui hak-hak pribadi, hak-hak peradaban, dan hak-hak politik wanita secara umum dan sempurna. Islam memperlakukannya sebagai manusiadengan kesempurnaan kemanusiaannya. Ia mempunyai hak dan kewajiban, ia dipuji jika berhasil menunaikan kewajibannya, dan pada saat yang sama hak-haknya wajib dipenuhi. Al-Qur'an dan Al-Hadits penuh dengan nash-nash yang menegaskan dan menjelaskan pernyataan di atas.
Wanita adalah bagian dari laki-laki dan laki-laki adalah bagian dari wanita, "Sebagian kamu adalah bagian dari yang lain." Islam mengakui hak-hak pribadi, hak-hak peradaban, dan hak-hak politik wanita secara umum dan sempurna. Islam memperlakukannya sebagai manusiadengan kesempurnaan kemanusiaannya. Ia mempunyai hak dan kewajiban, ia dipuji jika berhasil menunaikan kewajibannya, dan pada saat yang sama hak-haknya wajib dipenuhi. Al-Qur'an dan Al-Hadits penuh dengan nash-nash yang menegaskan dan menjelaskan pernyataan di atas.
Kedua
: Membedakan laki-laki
dan wanita dalam hak, sesungguhnya yang terjadi menyusul adanya
perbedaan-perbedaan penciptaan yang sudah pasti ada di antara keduanya.
Juga karena
perbedaan tugas yang harus dilaksanakan serta dalam rangka menjaga
keutuhan hak
yang dianugerahkan kepada keduanya. Ada yang mengatakan bahwa Islam
membedakan
antara laki-laki dan wanita dalam banyak situasi dan kondisi serta tidak
memberikan persamaan yang sempurna kepada keduanya.
Pernyataan itu benar namun dari sisi yang lain perlu juga dicatat bahwa jika ada hak wanita yang kelihatannya dikuramgi dalam satu sisi, maka Islam pasti menggantinya dengan yang lebih baik pada sisi yang lain.2) atau bisa jadi pengurangan ini demi manfaat dan kebaikan wanita itu sendiri sebelum yang lainnya. Dapatkah seseorang mengatakan bahwa pembentukan jasmani dan rohani wanita itu sama persis dengan pembentukan laki-laki?
Dapatkah seseorang mengatakan bahwa peran yang harus dimainkan wanita dalam kehidupan ini sama dengan peran yang harus dimainkan laki-laki, selama kita mengakui adanya ibu dan bapak? Saya yakin bahwa proses pembentukan keduannya berbeda dan bahwa tugas keduannya dalam hidup ini juga berbeda. Perbedaan ini sudah barang tentu akan diikuti berbagai pranata kehidupan yang berhubungan dengan keduannya. Inilah rahasia dari apa yang telah digariskan oleh Islam dari adanya pembedaan-pembedaan antara wanita dan laki-laki dalam hak dan kewajiban.
Pernyataan itu benar namun dari sisi yang lain perlu juga dicatat bahwa jika ada hak wanita yang kelihatannya dikuramgi dalam satu sisi, maka Islam pasti menggantinya dengan yang lebih baik pada sisi yang lain.2) atau bisa jadi pengurangan ini demi manfaat dan kebaikan wanita itu sendiri sebelum yang lainnya. Dapatkah seseorang mengatakan bahwa pembentukan jasmani dan rohani wanita itu sama persis dengan pembentukan laki-laki?
Dapatkah seseorang mengatakan bahwa peran yang harus dimainkan wanita dalam kehidupan ini sama dengan peran yang harus dimainkan laki-laki, selama kita mengakui adanya ibu dan bapak? Saya yakin bahwa proses pembentukan keduannya berbeda dan bahwa tugas keduannya dalam hidup ini juga berbeda. Perbedaan ini sudah barang tentu akan diikuti berbagai pranata kehidupan yang berhubungan dengan keduannya. Inilah rahasia dari apa yang telah digariskan oleh Islam dari adanya pembedaan-pembedaan antara wanita dan laki-laki dalam hak dan kewajiban.
Ketiga
: Antara wanita dan
laki-laki terdapat fitrah keterikatan yang kuat satu sama lain. Ini
merupakan
asas pertama dalam hubungan di antara keduanya. Dan bahwa tujuan dari
hubungan
tadi-sebelum berupa kenikmatan dan apa saja yang terikat
dengannya-adalah kerja
sama untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia dan bersama-samna
menanggulangi beban kehidupan.
Islam telah mengisyaratkan adanya kecenderungan jiwa ini, menyucikannya, dan mengendalikannya dari makna kebinatangan dengan satu pengalihan yang sangat indah menuju makna spiritual, mengagungkan tujuannya, menjelaskan maksud yang ada di dalamnya, dan tinggi nilainya dari sekedar kenikmatan semata menuju sebuah kerja 2 Dalam hal warisan, Islam menjadikan bagian wanita adalah setengan dari bagian laki-laki, namun di sisi lain Islam membebani laki-laki untuk mencari nafkah sama yang sempurna.
Marilah kita dengarkan firman Allah swt.:
Islam telah mengisyaratkan adanya kecenderungan jiwa ini, menyucikannya, dan mengendalikannya dari makna kebinatangan dengan satu pengalihan yang sangat indah menuju makna spiritual, mengagungkan tujuannya, menjelaskan maksud yang ada di dalamnya, dan tinggi nilainya dari sekedar kenikmatan semata menuju sebuah kerja 2 Dalam hal warisan, Islam menjadikan bagian wanita adalah setengan dari bagian laki-laki, namun di sisi lain Islam membebani laki-laki untuk mencari nafkah sama yang sempurna.
Marilah kita dengarkan firman Allah swt.:
"Dan
diantara
tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah, Dia menciptakan untukmu istriistri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan
dijadikan-Nya dia antaramu rasa kasih dan sayang." (Ar-Ruum: 21).
Post a Comment for "Studi komprehensif Harokah"
Post a Comment
PERHATIAN :
Balasan dari komentar anonim/ unknown akan dihapus setelah 24 jam.
Menyisipkan Link hidup akan langsung DIHAPUS
Terimakasih sudah berkenan untuk berkunjung.
Simak juga komentar yang ada karena bisa jadi akan lebih menjawab pertanyaan yg akan diajukan.